Kalau di dunia nyata orang bisa “terkenal di kampung”, maka di dunia maya orang pengin punya awareness digital alias dikenal di jagat internet. Tapi sering banget orang salah paham.
Mereka pikir awareness digital itu sekadar punya followers banyak atau masuk FYP. Padahal, nggak sesederhana itu. Secara gampangnya, awareness digital itu ukuran seberapa banyak orang tahu kamu ada, ingat kamu siapa, dan ngerti kamu ngapain.
Bukan cuma pernah lihat, tapi pernah nyantol di kepala. Menurut riset Hootsuite & We Are Social 2025, ada lebih dari 191 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia, dan 76% dari mereka bilang mereka lebih percaya pada brand yang sering mereka lihat berulang kali di linimasa. Artinya, makin sering kamu muncul, makin tinggi peluang diingat meskipun orang belum pernah beli produkmu.
Masalahnya, banyak brand berhenti di tahap “terlihat”. Padahal dilihat itu belum tentu diingat. Kayak mantan yang masih nongol di timeline tapi udah nggak bikin deg-degan.
Contoh nyata?
Sebuah brand lokal kosmetik di Bandung sempat rajin iklan, tapi engagement-nya rendah. Begitu mereka mulai aktif bikin konten edukatif ringan tips make up, fun quiz, dan respon lucu ke komentar netizen awareness-nya naik 4x lipat dalam sebulan. Kenapa? Karena mereka nggak cuma muncul, tapi ngobrol. Itulah bedanya visibility sama awareness. Kalau visibility itu kamu keliatan, awareness itu kamu diingat.
Dan kuncinya, interaksi manusia.
Makanya, di era algoritma yang cepat berubah, awareness nggak cukup cuma beli iklan atau pasang influencer. Yang dibutuhkan adalah kehadiran yang organik, konsisten, dan terasa manusiawi. Di sinilah Solusimedsos.id bisa bantu.
Kami bantu kamu bangun awareness digital bukan dengan “kehebohan sesaat”, tapi lewat engagement organik dari manusia asli yang beneran ngobrol, nanya, dan nyautin kontenmu.
Karena orang nggak mengingat iklan, mereka mengingat interaksi.